Yamaha Force 1, Mengacak Dominasi Senior
Lubang exhaust salah satu penentu karakter mesin 2-tak. Agar mesin mampu berkitir
tinggi, lubang buang harus dibabat lebih tinggi.
Yup, seperti di Yamaha
Force-1 geberan Rudi yang mengacak-acak dominasi kekuatan tracker senior di
kelas bebek modifikasi 2-tak. Bersama Force-1 biru ini, pemuda asal Belitung
itu finish kedua setelah Akbar Taufan, pemegang tampuk Juara Nasional Senior
2010.
Bibir atas lubang
buang dibuat agar lebih tinggi jadi 26 mm. Itu diukur dari bibir atas blok.
Begitupun lebarnya, dibikin hingga 38 mm.
Komposisi ini, membuat
mesin lebih mampu berteriak di putaran atas. “Nafas juga lebih panjang,” bilang
Uyung, mekanik asal Tasikmalaya, Jawa Barat yang menanganinya.
Joki Force-1 milik
Ahok yang juga pemilik tim HK88 Bangka ini juga kudu pintar dalam menahan gas.
Supaya rpm mesin tidak mudah turun. Karena karakter lubang buang lebih tinggi,
bikin mesin ngok di putaran bawah. Makanya joki kudu pintar menahan gas supaya
tidak turun.
Begitunya urusan katup
buluh alias valve, Uyung tidak menggunakan merek ternama yang biasa dipakai
para tunner. Tapi, cukup pakai valve dari Yamaha RX-Z aja. Ada alasan khusus
lho. Karena kalau di Belitung meski treknya panjang, tapi lintasannya agak
gembur oleh pasir kuarsa.
"Sedang V-Force
lebih enak buat main di putaran atas terus. Itu agak kurang cocok untuk
pemakian di Belitung ini. Tapi, ketika pakai valve RX-Z, putaran bawah malah
lebih cepat dapat. Tenaga juga lebih spontan,” ungkap pria 30 tahun itu.
Apalagi, semburan
bensol dan udara dipasok part pengabut venturi cukup besar. Yaitu, pakai Mikuni
TMX 35 mm. Ditemani main-jet 340 dan pilot -jet 45.
Selain lubang buang dan transfer port, permainan seting di kepala silinder
juga ikut menentukan ketangguhan engine. Maka itu, head cylinder standar
dipapas 2 mm. Lalu, sudut squish juga dibuat ulang jadi 13º berikut lebarnya 7
mm. Volume ruang bakar sekarang pun menjadi 8,7 cc.
Dari ubahan di bagian kepala silinder
dan piston, kompresi mesin yang didapat sekarang mencapai 7,5 : 1. Pengukuran
didapat dengan metode buret. Wah, angka yang cukup tinggi ya! Tidak salah jika
bensol dan oli campur Motul 800 memakai perbandingan 1 liter : 40 ml. “Tapi
kalau kondisi cuaca panas, bisa hingga 1 : 45 ml,” timpal pria berambut sebahu
ini.
Penyesuaian dari power yang keluar, ikut
dibantu lewat ubahan di gigi rasio. Agar teriaknya power sesuai kebutuhan,
mulai dari gigi I hingga IV, semua diganti paduan gear close ratio.
Gigi I, andalkan 14/30 (2,142). Kemudian
gigi II, 18/ 26 (1,444). Sedang gigi III, 20/ 24 (1,2). Terakhir, gigi IV pakai
perbandingan 22/ 23 (1,045). Tuh kan, lihat saja penurunan dari mulai dari gigi
II hingga IV. Serba rapat, pantas saja tenaga terdengar sahut-sahutan. “Karena
besarnya power bawah, start biasanya dari gigi II,” bilang Uyung yang
sudah lama malang melintang di dunia garuk tanah.
Piston cukup pakai oversize 75! |
Turut mengatur kinerja power, saluran
buang ikut disesuaikan. Untuk itu, pacuan yang dibesut Rudi ini mengaplikasi
tabung knalpot milik Yamaha YZ85. Tapi, volume tabung sudah disesuaikan
terlebih dahulu. Termasuk juga bentuk leher knalpot.
Agar sesuai rangka dan
dimensi pacuan grasstrack, leher knalpot milik special engine (SE) ini dibuat
memutar dulu. So, posisi leher berada tepat di bawah mesin. “Mantapnya, ubahan
ini pas banget dengan kebutuhan power mesin memang butuh torsi,” jelas mekanik
ramah ini.
Terakhir! Untuk
membantu dongkrak putaran bawah, pengapian YZ85 dipasang. Mulai dari magnet
hingga koil aplikasi milik SE85 itu. Terbukti, putaran bawahnya memang galak! (motorplus.otomotifnet.com)
DATA MODIFIKASI
Ban
depan : Swallow 70/100-19
Ban
belakang : Swallow 90/100-16
Gas
spontan : Yamaha YZ85
Sok
belakang : Kayaba merah
Sok
depan : Yamaha YZ85
sumber : F1zr Grasstrack
Tidak ada komentar:
Posting Komentar